Hari: 17 April 2025

Warga Lumajang Rela Antri Berjam-jam demi Beras dan Gula Murah

Warga Lumajang Rela Antri Berjam-jam demi Beras dan Gula Murah

Kenaikan harga bahan pokok, terutama beras dan gula, kian hari kian memberatkan masyarakat kecil di berbagai daerah. Tak terkecuali di Lumajang, Jawa Timur, di mana ratusan warga rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan beras dan gula dengan harga yang lebih terjangkau melalui operasi pasar murah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat.

Pemandangan antrean panjang warga, didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga, menjadi pemandangan umum di beberapa titik lokasi operasi pasar di Lumajang. Mereka membawa kantong belanja dan термосы air, sabar menanti giliran untuk membeli beras dan gula yang harganya jauh di bawah harga pasaran. Bahkan, antusiasme warga terkadang memicu aksi saling dorong demi mendapatkan kupon antrean lebih awal.

Harga Pasar Meroket, Operasi Pasar Jadi Harapan

Melambungnya harga beras dan gula di pasaran menjadi alasan utama antusiasme warga terhadap operasi pasar murah ini. Selisih harga yang cukup signifikan membuat warga rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengantre demi meringankan beban pengeluaran rumah tangga. Harga beras medium di pasaran Lumajang terpantau terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, begitu pula dengan harga gula pasir.

Pemerintah Kabupaten Lumajang sendiri berupaya menstabilkan harga pangan melalui operasi pasar murah yang rutin digelar di berbagai kecamatan. Dalam setiap operasi pasar, disiapkan beberapa ton beras, ratusan liter minyak goreng, dan sejumlah gula pasir yang dijual dengan harga subsidi. Pembatasan jumlah pembelian juga diterapkan untuk memastikan lebih banyak warga kebagian.

Keluh Kesah Warga dan Harapan Stabilisasi Harga

Meskipun operasi pasar murah sangat membantu, warga tetap berharap agar harga bahan pokok, terutama beras dan gula, dapat kembali stabil dan terjangkau di pasaran. Ketergantungan pada operasi pasar murah dalam jangka panjang tentu bukanlah solusi ideal. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi akar permasalahan kenaikan harga pangan, mulai dari стабилизация pasokan hingga penindakan spekulan.

Antrean panjang warga Lumajang demi beras dan gula murah menjadi potret nyata kesulitan ekonomi yang dihadapi sebagian masyarakat.

Sejarah Makam Keramat di Tengah Laut Lombok: Legenda dan Keajaiban yang Memikat

Sejarah Makam Keramat di Tengah Laut Lombok: Legenda dan Keajaiban yang Memikat

Lombok, pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, menyimpan satu lagi daya tarikan unik: makam keramat yang terletak di tengah laut. Makam ini bukan sahaja destinasi ziarah, tetapi juga tempat yang kaya dengan sejarah dan legenda.

Asal Usul dan Legenda

Makam keramat Lombok ini dipercayai sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang tokoh agama yang dihormati, Syeikh Al-Baghdadi. Menurut cerita rakyat, beliau adalah seorang penyebar agama Islam yang datang dari Timur Tengah dan meninggal dunia di Lombok. Keunikan makam ini adalah lokasinya yang berada di tengah laut, yang menambah aura misteri dan keramat.

Keajaiban dan Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat setempat percaya bahawa makam ini mempunyai keajaiban tersendiri. Banyak peziarah datang untuk berdoa dan memohon berkat, terutama pada waktu-waktu tertentu. Beberapa orang mendakwa mengalami pengalaman spiritual yang mendalam ketika mengunjungi makam ini.

Akses dan Pengalaman Ziarah

Untuk mencapai makam ini, pengunjung perlu menaiki perahu nelayan dari pantai terdekat. Perjalanan ke makam ini sendiri adalah pengalaman yang unik, dengan pemandangan laut yang indah dan suasana yang tenang. Setibanya di sana, pengunjung dapat melihat struktur makam yang sederhana tetapi dijaga dengan baik.

Daya Tarikan Pelancongan Religi

Makam keramat ini bukan sahaja penting bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi daya tarikan pelancongan religi. Ramai pelancong dari dalam dan luar negara datang untuk melihat keunikan makam ini dan merasai suasana spiritualnya.

Pemeliharaan dan Penghormatan

Masyarakat setempat secara aktif menjaga dan memelihara makam ini. Mereka memastikan kebersihan dan keindahan kawasan sekitar makam, sebagai tanda penghormatan kepada tokoh yang dimakamkan di sana.

Pelestarian Budaya dan Sejarah

Makam keramat ini bukan sahaja tempat ziarah, tetapi juga warisan budaya dan sejarah yang perlu dilestarikan. Upaya pelestarian ini penting untuk memastikan generasi mendatang dapat terus menghargai dan mempelajari sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, keajaiban dan legenda makam ini akan terus hidup dalam ingatan masyarakat.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !

Tragis! Ibu dan Anak Jadi Korban Tabrak Mobil di Jalan Raya Lumajang

Tragis! Ibu dan Anak Jadi Korban Tabrak Mobil di Jalan Raya Lumajang

Kabar duka menyelimuti Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, setelah seorang ibu dan anak menjadi korban tabrak mobil dalam sebuah kecelakaan tragis yang terjadi di Jalan Raya Soekarno-Hatta, Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang, pada Kamis pagi, 17 April 2025. Insiden nahas ini mengakibatkan keduanya meninggal dunia di lokasi kejadian akibat luka parah yang diderita.

Menurut keterangan saksi mata, kecelakaan maut ini terjadi sekitar pukul 09.45 WIB. Sebuah mobil minibus berwarna silver yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Jember menuju Lumajang diduga hilang kendali dan oleng ke kiri, kemudian menabrak seorang ibu yang sedang membonceng anaknya menggunakan sepeda motor dari arah berlawanan. Benturan keras mengakibatkan kedua korban tabrak mobil terpental dan mengalami luka serius di bagian kepala dan tubuh.

Petugas Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) Satlantas Polres Lumajang yang segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah kedua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang untuk dilakukan visum et repertum. Identitas kedua korban tabrak mobil diketahui bernama Ibu Siti Aminah (38 tahun) dan anaknya, Muhammad Rizky (8 tahun), warga Desa setempat.

Pengemudi mobil minibus yang diketahui bernama Anton Wijaya (25 tahun), warga Kabupaten Jember, saat ini telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Lumajang, AKP Roy Widodo, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait penyebab pasti kecelakaan ini. Dugaan sementara, pengemudi mobil lalai dan kurang berhati-hati saat berkendara. Pihak kepolisian juga telah mengamankan barang bukti berupa mobil minibus dan sepeda motor korban tabrak mobil untuk proses penyidikan lebih lanjut.

Kejadian tragis ini menambah daftar panjang angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan korban tabrak mobil di wilayah Lumajang. Pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu berhati-hati, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan mengutamakan keselamatan saat berkendara. 1 Pemerintah daerah dan pihak terkait juga diharapkan dapat meningkatkan upaya sosialisasi keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat guna mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. Keluarga korban yang ditinggalkan выражают глубокие соболезнования atas kehilangan yang sangat menyakitkan ini.

Mengungkap Tradisi Kejantanan Ojong: Ritual Unik Suku Tengger di Desa Ranupani, Jawa Timur

Mengungkap Tradisi Kejantanan Ojong: Ritual Unik Suku Tengger di Desa Ranupani, Jawa Timur

Suku Tengger, masyarakat adat yang mendiami kawasan pegunungan Bromo-Semeru di Jawa Timur, memiliki beragam tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini. Salah satunya adalah tradisi kejantanan yang diwujudkan dalam ritual “Ojong”. Tradisi kejantanan ini merupakan sebuah pertunjukan adu kekuatan fisik antara dua orang pria menggunakan rotan sebagai alat pemukul. Meskipun terlihat keras, tradisi kejantanan Ojong memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat Tengger, bukan sekadar unjuk kekuatan semata.

Tradisi kejantanan Ojong biasanya dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seringkali berkaitan dengan upacara adat atau perayaan desa, seperti pada saat perayaan Yadnya Kasada yang jatuh pada Purnama Kesanga, sekitar bulan Juni atau Juli tahun 2025. Lokasi pelaksanaan tradisi ini umumnya berada di ruang terbuka di tengah desa, seperti alun-alun atau lapangan desa Ranupani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Ritual ini disaksikan oleh seluruh masyarakat Desa Ranupani, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang memadati arena pertunjukan yang dibatasi oleh tali bambu.

Sebelum tradisi Ojong dimulai, biasanya dilakukan serangkaian persiapan dan ritual pembuka oleh sesepuh adat atau pemangku adat setempat, seperti Bapak Sutomo, Kepala Adat Desa Ranupani. Para peserta yang akan bertanding, umumnya pemuda atau pria dewasa berusia antara 20 hingga 40 tahun yang dianggap memiliki kekuatan fisik yang prima, akan melakukan pemanasan dengan gerakan peregangan dan saling memberi semangat dengan berjabat tangan. Mereka mengenakan pakaian adat Tengger yang khas, seperti udeng berwarna putih polos, kemeja lengan panjang berwarna hitam, dan sarung kotak-kotak berwarna gelap yang dililitkan di pinggang. Alat yang digunakan dalam tradisi ini adalah sebilah rotan jenis sega dengan panjang sekitar 1,5 meter dan diameter sekitar 2-3 sentimeter yang telah dikeringkan dan dihaluskan.

Dalam pertunjukan tradisi kejantanan Ojong, dua orang pria akan saling berhadapan di dalam arena berdiameter sekitar 5 meter yang telah ditentukan. Dipimpin oleh seorang wasit yang juga merupakan tokoh masyarakat yang dihormati, seperti Bapak Kepala Dusun Cemoro Lawang, mereka akan saling memukul bagian tubuh lawan (biasanya bagian punggung atau bahu) secara bergantian setelah aba-aba dari wasit. Pukulan dilakukan dengan tenaga penuh, namun tetap dalam batas aturan yang telah disepakati, yaitu tidak diperbolehkan memukul bagian kepala atau alat vital. Pertandingan akan berakhir apabila salah satu peserta menyerah dengan mengangkat tangan karena tidak mampu lagi menerima pukulan atau dinyatakan kalah oleh wasit jika terjatuh dan tidak mampu bangkit dalam hitungan tertentu. Meskipun terlihat keras, semangat sportivitas dan persaudaraan sangat dijunjung tinggi dalam tradisi kejantanan ini, dan setelah pertandingan usai, para peserta akan saling berpelukan sebagai tanda persahabatan.

Makna filosofis dari tradisi kejantanan Ojong sangat kaya. Selain sebagai ajang unjuk kekuatan fisik, ritual ini juga melambangkan keberanian, ketangguhan, dan semangat pantang menyerah masyarakat Tengger dalam menghadapi berbagai tantangan hidup di lingkungan pegunungan yang keras. Tradisi kejantanan ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa Ranupani dan melestarikan nilai-nilai budaya leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Meskipun terkadang menimbulkan luka memar pada bagian tubuh yang terkena pukulan rotan, tradisi kejantanan Ojong tetap menjadi bagian penting dari identitas dan warisan budaya Suku Tengger yang patut dijaga kelestariannya oleh generasi muda Tengger seperti Karang Taruna “Bromo Jaya” Desa Ranupani.