Hari: 7 April 2025

Kecelakaan Tunggal di Bandongan, Magelang: Mobil Brio Hantam Tembok Lalu Terguling, Diduga Sopir Mengantuk!

Kecelakaan Tunggal di Bandongan, Magelang: Mobil Brio Hantam Tembok Lalu Terguling, Diduga Sopir Mengantuk!

Sebuah kecelakaan tunggal yang mengkhawatirkan terjadi di Jalan Raya Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (30/6/2024) pagi. Sebuah mobil Honda Brio dengan nomor polisi AB 1148 OH mengalami kecelakaan tragis, menabrak tembok hingga terguling. Kecelakaan ini diduga kuat disebabkan oleh pengemudi yang kelelahan dan mengantuk.

Kronologi Kecelakaan Mengerikan

  • Kecelakaan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, waktu di mana jalanan biasanya masih relatif sepi.
  • Mobil Brio tersebut melaju dengan kecepatan yang belum diketahui dari arah timur (Pasar Bandongan) menuju barat (Desa Kalegen).
  • Diduga karena kondisi pengemudi yang mengantuk, mobil tiba-tiba oleng ke kanan dan kehilangan kendali.
  • Akibatnya, mobil tersebut menabrak tembok di pinggir jalan dengan keras, yang menyebabkan mobil terguling.

Kondisi Pengemudi dan Penumpang di Dalam Mobil Brio

  • Mobil Brio tersebut membawa empat orang penumpang perempuan, yang dalam perjalanan tersebut.
  • Pengemudi mobil, yang diidentifikasi dengan inisial FAB (23), mengalami luka lecet pada tangan akibat benturan.
  • Untungnya, ketiga penumpang lainnya berhasil selamat tanpa luka serius.
  • Namun, mobil mengalami kerusakan parah pada bagian depan akibat benturan yang keras.

Tindakan Cepat Pihak Berwenang

  • Kepolisian Resor (Polres) Magelang Kota dengan cepat tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
  • Pihak kepolisian juga mengimbau kepada seluruh pengendara yang melintasi jalur tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati.
  • Pihak kepolisian menduga kuat bahwa penyebab utama kecelakaan ini adalah kondisi pengemudi yang mengantuk.

Pesan Keselamatan Berkendara

  • Kecelakaan ini menjadi pengingat yang sangat penting bagi semua pengendara tentang pentingnya keselamatan di jalan raya.
  • Jangan pernah mengemudi dalam kondisi mengantuk atau kelelahan.
  • Jika merasa lelah atau mengantuk, segera cari tempat yang aman untuk beristirahat.
  • Selalu patuhi rambu-rambu lalu lintas dan jaga kecepatan kendaraan Anda.
  • Pastikan kendaraan Anda dalam kondisi prima sebelum melakukan perjalanan.

Kesimpulan

Kecelakaan tunggal yang terjadi di Bandongan ini adalah tragedi yang dapat dihindari. Ini adalah pengingat bahwa keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita semua berkontribusi untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman.

Mencicipi Simanis Berduri, Nikmatnya Salak Khas Lumajang

Mencicipi Simanis Berduri, Nikmatnya Salak Khas Lumajang

Lumajang, Jawa Timur, terkenal dengan keindahan alamnya. Namun, selain itu, daerah ini juga memiliki kekayaan kuliner yang patut dicoba, salah satunya adalah salak. Salak Lumajang dikenal dengan rasa manisnya yang khas dan tekstur daging buah yang renyah. Tak heran, banyak wisatawan yang datang ke Lumajang untuk mencicipi simanis berduri ini.

Salak Lumajang memiliki ciri khas yang membedakannya dengan salak dari daerah lain. Ukurannya lebih besar, kulitnya berwarna cokelat kehitaman dengan duri-duri halus, dan daging buahnya berwarna putih kekuningan. Rasa manisnya pas, tidak terlalu asam, dan teksturnya renyah saat digigit.

“Salak Lumajang ini memang istimewa. Rasanya manis, segar, dan teksturnya renyah. Pokoknya, bikin ketagihan,” ujar salah satu wisatawan yang sedang menikmati salak di Pasar Salak Lumajang.

Para petani salak di Lumajang memiliki cara khusus dalam merawat tanaman salak mereka. Mereka menggunakan pupuk organik dan pestisida alami untuk menjaga kualitas buah salak. Selain itu, mereka juga melakukan panen secara bertahap untuk memastikan buah salak yang dipanen sudah matang sempurna.

“Kami sangat menjaga kualitas salak Lumajang. Kami ingin memberikan yang terbaik kepada konsumen,” ujar salah satu petani salak di Lumajang.

Salak Lumajang tidak hanya nikmat dimakan langsung, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman. Beberapa olahan salak yang populer di Lumajang antara lain dodol salak, keripik salak, dan jus salak.

Jika Anda berkunjung ke Lumajang, jangan lupa untuk mencicipi simanis berduri ini. Anda bisa membeli salak langsung dari petani atau di pasar-pasar tradisional di Lumajang. Harga salak di Lumajang relatif terjangkau, sehingga Anda bisa menikmati simanis berduri ini sepuasnya.

Selain rasanya yang nikmat, salak Lumajang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Buah ini kaya akan vitamin C, serat, dan antioksidan. Salak juga dipercaya dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.

“Salak Lumajang ini tidak hanya enak, tetapi juga sehat. Saya sering makan salak untuk menjaga kesehatan tubuh,” ujar salah satu warga Lumajang.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi simanis berduri khas Lumajang ini. Dijamin, Anda akan ketagihan dengan rasa manis dan segarnya.

Bubur Syuro Lumajang: Simbol Rasa Syukur dan Tradisi Kuliner yang Kaya Makna

Bubur Syuro Lumajang: Simbol Rasa Syukur dan Tradisi Kuliner yang Kaya Makna

Lumajang, sebuah kabupaten di Jawa Timur, tidak hanya kaya akan keindahan alamnya, tetapi juga memiliki tradisi kuliner yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah Bubur Syuro, hidangan khas yang menjadi simbol rasa syukur bagi masyarakat setempat.

Sejarah dan Makna Bubur Syuro

Bubur Syuro, atau yang juga dikenal dengan nama “Tajin Sorah”, merupakan bubur putih yang terbuat dari beras dan santan. Hidangan ini biasanya disajikan pada bulan Muharram, khususnya pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura. Bagi masyarakat Lumajang, Bubur Syuro bukan sekadar makanan, melainkan simbol rasa syukur atas berkah dan rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Proses Pembuatan Bubur Syuro

Proses pembuatan Bubur Syuro cukup sederhana, namun membutuhkan ketelatenan. Beras yang telah dicuci bersih dimasak bersama santan hingga menjadi bubur. Kemudian, bubur disajikan dengan berbagai macam lauk, seperti telur dadar, tempe, tahu, dan kerupuk. Yang membuat Bubur Syuro khas Lumajang berbeda adalah adanya tambahan jenang (dodol) di atasnya.

Bubur Syuro sebagai Simbol Rasa Syukur dan Kebersamaan

Bubur Syuro bukan hanya simbol rasa syukur, tetapi juga simbol kebersamaan. Masyarakat Lumajang biasanya memasak Bubur Syuro secara bergotong royong dan membagikannya kepada tetangga dan kerabat. Tradisi ini mempererat tali silaturahmi dan menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.

Informasi Tambahan:

  • Pada tanggal 10 Muharram 1446 Hijriah, masyarakat Lumajang di berbagai desa menggelar tradisi memasak dan membagikan Bubur Syuro.
  • Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang mencatat, tradisi Bubur Syuro telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
  • Selain di Lumajang, tradisi memasak dan membagikan Bubur Syuro juga ditemukan di beberapa daerah lain di Jawa Timur, seperti Madura dan sebagian wilayah Jawa Tengah.
  • Bubur syuro ini sendiri memiliki banyak sekali variasi, hal ini di karenakan setiap daerah memiliki cara masing masing dalam pembuatannya.

Bubur Syuro merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya Lumajang. Hidangan ini tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan makna dan nilai-nilai luhur.