Pantai Drajid yang terletak di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendadak menjadi pusat perhatian pada Kamis (24/04/2025) pagi. Warga setempat dan para pelancong yang menikmati keindahan pantai dikejutkan dengan pemandangan tak biasa: terdamparnya sesosok mayat hiu tutul berukuran luar biasa besar di bibir pantai. Penemuan mayat hiu tutul dengan perkiraan panjang lebih dari lima meter ini sontak menyebar luas, menarik rasa ingin tahu dan keprihatinan dari berbagai pihak.
Kisah penemuan mayat hiu tutul ini bermula dari laporan seorang pemancing lokal bernama Pak Karim, yang seperti biasa menyambangi Pantai Drajid diSubuh hari untuk mencari rezeki. Alih-alih mendapatkan tangkapan ikan, matanya justru tertumbuk pada siluet besar yang terombang-ambing di dekat garis pantai. Setelah mendekat dengan rasa penasaran bercampur waswas, Pak Karim memastikan bahwa objek tersebut adalah bangkai seekor mayat hiu tutul raksasa. Kabar penemuan ini dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru desa, memicu kedatangan warga dan wisatawan yang ingin menyaksikan fenomena langka ini secara langsung.
Kondisi mayat hiu tutul saat ditemukan menunjukkan tanda-tanda kematian yang sudah berlangsung beberapa hari. Bagian kulitnya tampak memucat dan terdapat beberapa luka lecet, kemungkinan akibat tergesek karang atau benda keras lainnya saat terseret arus laut. Bau tidak sedap juga mulai tercium dari bangkai hewan laut dilindungi ini. Pemandangan ini tentu menimbulkan rasa sedih dan pertanyaan besar di benak masyarakat mengenai penyebab kematian hiu tutul yang malang tersebut.
Menindaklanjuti laporan dari warga, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur wilayah Lumajang segera bergerak cepat menuju lokasi penemuan bangkai hiu tutul. Mereka bekerja sama dengan aparat kepolisian dari Polsek Yosowilangun untuk mengamankan area sekitar bangkai hiu dan melakukan investigasi awal. Bapak Heri Santoso, salah satu petugas BKSDA di lokasi, menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengungkap misteri di balik kematian bangkai hiu tutul ini. “Kami akan melakukan nekropsi untuk mengetahui apakah ada indikasi penyakit, luka akibat aktivitas manusia, atau faktor alami lainnya yang menyebabkan kematian hiu tutul ini,” jelasnya kepada awak media.
Penemuan bangkai hiu tutul di Pantai Drajid ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut dan melindungi satwa-satwa yang hidup di dalamnya. Hiu tutul, dengan corak totol-totol unik di tubuhnya, merupakan spesies yang dilindungi dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan rantai makanan di laut. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekat dan mengganggu proses evakuasi serta pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas berwenang. Bangkai mayat hiu tutul rencananya akan dievakuasi ke fasilitas BKSDA untuk dilakukan otopsi secara menyeluruh. Diharapkan, hasil pemeriksaan ini dapat memberikan informasi berharga mengenai penyebab kematian hiu tutul dan menjadi pelajaran penting bagi upaya konservasi satwa laut di masa depan.