Evakuasi Pendaki Hipotermia di Lumajang Diwarnai Ketegangan

Proses evakuasi pendaki yang mengalami hipotermia di kawasan pegunungan Lumajang, Jawa Timur, baru-baru ini berlangsung dramatis dan diwarnai ketegangan. Kondisi medan yang sulit, cuaca ekstrem yang tidak bersahabat, serta keterbatasan waktu menjadi tantangan utama bagi tim penyelamat. Meskipun demikian, berkat kerja keras dan koordinasi yang baik, evakuasi pendaki tersebut akhirnya berhasil dilakukan meskipun dengan beberapa kendala di lapangan. Mari kita simak detail kejadian dan tantangan yang dihadapi selama operasi penyelamatan ini.

Peristiwa bermula pada hari Sabtu, 26 April 2025, sekitar pukul 07.00 WIB, ketika laporan masuk ke Posko SAR Terpadu Lumajang mengenai adanya seorang pendaki yang mengalami gejala hipotermia parah di sekitar jalur pendakian Gunung Semeru, tepatnya di area Kalimati. Pendaki yang diketahui bernama Arya Pratama (23 tahun), dilaporkan mendaki bersama tiga rekannya sejak Jumat pagi. Namun, cuaca buruk berupa hujan deras dan kabut tebal yang melanda kawasan tersebut menyebabkan Arya mengalami penurunan suhu tubuh drastis dan tidak dapat melanjutkan perjalanan.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), relawan dari berbagai organisasi pecinta alam, serta dibantu oleh beberapa anggota Kepolisian Sektor Senduro segera bergerak menuju lokasi setelah menerima informasi. Evakuasi pendaki ini dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan. Selain kondisi jalur pendakian yang terjal dan licin akibat hujan, komunikasi dengan tim di lapangan juga sempat terkendala akibat minimnya sinyal di beberapa titik.

Ketegangan mulai terasa ketika tim penyelamat mencapai lokasi korban sekitar pukul 14.00 WIB. Kondisi Arya sudah sangat lemah dan tidak sadarkan diri. Proses stabilisasi kondisi korban di lokasi kejadian menjadi prioritas utama sebelum dilakukan evakuasi pendaki menuju tempat yang lebih aman. Namun, cuaca semakin memburuk dengan angin kencang dan kabut tebal yang menghalangi pandangan, membuat proses evakuasi menjadi lebih sulit dan berisiko.

Menurut keterangan Koordinator Lapangan SAR, Bapak Slamet Wijaya, dari BPBD Lumajang, pada Minggu pagi (27 April 2025) di Posko SAR, proses evakuasi pendaki sempat tertunda beberapa jam karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk melakukan pergerakan yang aman. Tim harus menunggu hingga kondisi cuaca sedikit membaik sebelum melanjutkan perjalanan membawa korban turun. Dengan menggunakan tandu khusus dan peralatan pendukung lainnya, tim secara hati-hati mengevakuasi Arya melalui jalur yang sulit. Setelah melalui perjuangan yang cukup berat, akhirnya tim berhasil membawa Arya turun ke basecamp Ranu Pani pada Minggu sore sekitar pukul 17.00 WIB. Korban segera mendapatkan penanganan medis lebih lanjut di Puskesmas Senduro. Insiden ini menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan mempersiapkan diri dengan perlengkapan yang memadai sebelum melakukan pendakian.