Jembatan Gladak Perak, atau yang lebih dikenal dengan nama Gladak Perak saja, merupakan salah satu infrastruktur vital dan ikonik di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Lebih dari sekadar penghubung antar wilayah, jembatan ini menyimpan sejarah panjang dan menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk dahsyatnya erupsi Gunung Semeru. Mari kita telaah lebih dalam sejarah jembatan yang melegenda ini.
Dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Jembatan Gladak Perak memiliki nama asli Brug over de Gladak. Pembangunannya bertujuan untuk memperlancar transportasi dan perekonomian antara wilayah Lumajang dan Malang, terutama dalam pengangkutan hasil bumi dan komoditas lainnya. Nama “Gladak” sendiri merujuk pada nama sungai yang melintas di bawahnya, yaitu Sungai Gladak. Sementara “Perak” disematkan karena warna jembatan yang didominasi oleh cat berwarna perak.
Jembatan ini menjadi urat nadi transportasi darat yang sangat penting pada masanya. Keberadaannya memangkas waktu tempuh dan biaya transportasi secara signifikan, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah. Desain jembatan yang kokoh dan megah pada zamannya menjadi simbol kemajuan infrastruktur di wilayah Jawa Timur bagian timur.
Selama puluhan tahun, Jembatan Gladak Perak telah menjadi saksi berbagai peristiwa sejarah. Mulai dari masa penjajahan, kemerdekaan Indonesia, hingga perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat Lumajang. Jembatan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga, menghubungkan mereka dengan berbagai aktivitas dan peluang.
Namun, ketahanan Jembatan Gladak Perak diuji oleh dahsyatnya erupsi Gunung Semeru pada Material vulkanik berupa lahar dingin dan abu vulkanik yang meluncur deras dari lereng gunung menghantam struktur jembatan. Akibatnya, sebagian badan jembatan mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan sempat terputus.
Kerusakan Jembatan Gladak Perak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap aktivitas masyarakat dan perekonomian di Lumajang. Terputusnya akses transportasi utama ini menghambat mobilitas warga, distribusi barang, dan sektor pariwisata. Pemerintah pusat dan daerah kemudian bergerak cepat untuk melakukan perbaikan dan pembangunan kembali jembatan ini Kini, Jembatan Gladak Perak tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur penghubung, tetapi juga menjadi monumen pengingat akan keganasan alam dan semangat pantang menyerah masyarakat Lumajang.